Oleh: Wardah Abeedah
#MuslimahNewsID -- “Permisalan ulama di muka bumi seperti bintang yang ada di langit. Bintang dapat memberi petunjuk pada orang yang berada di gelap malam di daratan maupun di lautan. Jika bintang tak muncul, manusia tak mendapatkan petunjuk.” (HR. Ahmad)
Sabda baginda nabi ini menunjukkan betapa kedudukan ilmu dan ulama begitu urgen bagi kaum muslimin, bahkan seluruh manusia.
Maka sebagai bintang yang memberi petunjuk, para ulama sejatinya peka terhadap berbagai kegelapan dan kesamaran yang ada di tengah-tengah umat.
===
Teladan Kepekaan Ulama Salaf
Kepekaan yang luar biasa terhadap kebutuhan umat, telah diteladankan oleh para ulama salafus shalih terdahulu.
Di masa meluasnya kehilafahan Islam, banyak bangsa ajam (non Arab) memeluk Islam dan menjadi warga Negara khilafah. Perbedaan bangsa dan bahasa menjadikan merebaknya lahn atau kesalahan dalam membaca Alquran.
Padahal sepanjang sejarah, umat Islam selalu membaca Alquran secara tartil sebagaimana bacaan Rasulullah ﷺ. Maka di masa itu ulama mencetuskan ilmu tajwid, tepat di abad ke 13 Hijriah.
Meluasnya wilayah kekuasaan Islam yang menyebabkan lemahnya pemahaman umat terhadap Bahasa Arab, juga membuat para ulama mencetuskan ilmu Nahwu, serta pemberian titik dan syakkal (harakat) untuk Alquran.
Pada adab kedua hijriah, Imam Syafii menjadi peletak pertama ilmu ushul fiqh sebagai cabang ilmu tersendiri. Hal ini untuk menjawab kebutuhan umat saat itu.
Dimana ijtihad menjadi tuntutan tersebab banyak muncul persoalan-persoalan baru. Sedangkan pemahaman umat terhadap Bahasa Arab melemah, akibat banyaknya bangsa-bangsa non Arab yang bergabung dalam Daulah Islam.
Terlebih lagi, dalam situasi seperti itu, muncul perdebatan dari dua madrasah besar yang berbeda pendapat dalam metode berijtihad. Sebelumnya pedoman untuk berijtihad tak diperlukan, karena di tengah-tengah umat masih terdapat para sahabat radhiyallahu’anhum yang menyaksikan dan berinteraksi langsung dengan turunnya Al-Qur’an, serta mengetahui dengan baik sunnah Rasulullah ﷺ.
Selain disiplin ilmu yang disebutkan diatas, terdapat banyak disiplin ilmu lainnya dalam tsaqafah Islam yang muncul dari sensitivitas ulama terhadap kebutuhan umat. Para bintang ini selalu menaruh perhatian besar terhadap kondisi umat, senantiasa up to date lagi melek fakta.
Mereka juga sigap dalam menjelaskan dan meluruskan umat. Mereka lantang menyampaikan kebenaran, bukan menyampaikan apa ingin didengar umat atau apa yang ingin didengar penguasa. Sehingga perannya sebagai bintang yang menerangi umat dari kebodohan dan kerusakan terwujud
===
Ulama dan Kejayaan Nusantara Hingga Dunia
Hari ini, kegelapan meliputi umat Muhammad ﷺ. Di negeri yang bergelar gemah ripah loh jinawi ini kemiskinan masih dominan, impor juga sangat tinggi. Sedangkan mata uang rupiah keok oleh dolar, pendidikan dan kesehatan yang berkualitas sulit dijangkau.
Meski dihuni oleh dua ratusan juta kaum muslimin, L96T dan pergaulan bebas masih marak. Adapun narkoba, pelecehan seksual, dan tingginya kriminalitas makin menjadi-jadi.
Yang tak kalah menyedihkan, kaum muslimin dibingungkan dengan banyaknya tadhlil siyasiy (penyesatan politik) oleh tokoh-tokoh yang munafik. Ghazwul fikri terus-menerus dilancarkan oleh kafir dan anteknya. Hingga muncullah fenomena aneh berupa Islamphobia. Memeluk Islam tapi takut pada simbol Islam, khawatir dengan ajaran Islam.
Biang berbagai persoalan ini adalah ideologi kapitalisme yang dipaksa tegak di nusantara. Agama sekedar diberi ruang dalam ranah ibadah semata. Sedangkan untuk mengatur ekonomi, sosial, pendidikan dll, negeri ini mengambil ideologi kapitalisme dan mencampakkan ajaran Islam.
Dengan menganut kapitalisme, penjarahan kekayaan alam oleh asing dan aseng menjadi legal melalui UU. Penjajahan di bidang pendidikan dan politik masuk dengan elegan melalui berbagai kebijakan. Pemikiran dan ide-ide diluar Islam dipropagandakan secara sistemik. Inilah kegentingan terbesar abad ini.
Maka tak ada jalan lain selain mencabut ideologi kapitalisme sekuler dari bumi pertiwi, bahkan dari bumi ini. Untuk kemudian diganti dengan ideologi yang berasal dari zat yang Maha Benar, Maha Mengetahui lagi Maha Baik, yaitu Allah subhanahu wa ta‘ala. Inilah kebutuhan umat yang paling mendesak saat ini.
Ulama selaku pelita yang memberi petunjuk kepada umat, yang paling mengerti ideologi Islam hendaknya memberikan perhatian besar terhadap kebutuhan umat yang mendesak tersebut.
Dakwah ulama dan umat harus difokuskan kepada mencabut ideologi Kapitalisme dan menegakkan ideologi Islam di negeri ini. Tak cukup dengan mendirikan pesantren, tak elok mencukupkan diri dengan mendakwahkan ibadah dan ahlak. Pun tak layak mendakwahkan memilih pemimpin yang akan menerapkan ideologi Kapitalisme.
Meski persekusi dan kriminalisasi mungkin menghadang, para pelita umat pantang gentar. Karena umat tak bisa lebih lama lagi menunggu kemenangan Islam. Sedangkan ridho Allah terbentang luas bagi para pejuang.
Ideologi Islam adalah prasyarat bagi kemenangan dan kebangkitan Islam dan umat Islam. Diterapkannya ideologi Islam di Indonesia juga menjadi kunci kejayaan negeri.
Sebagaimana puluhan tahun lalu, ketika dua pertiga dunia berada di bawah naungan khilafah Islam, warga Negara di dalamnya muslim atau kafir, Arab maupun non Arab, hidup dalam peradaban yang tinggi lagi mulia. Wallahu a’lam bis shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar