Oleh : Wardah Abeedah
Musibah terbesar di dunia ini adalah musibah yang menimpa agama. Itulah mengapa Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sebuah doa,
وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا
“Ya Allah janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Al-Hakim)
Hari ini, bisa kita lihat bagaimana musibah bencana alam bertubi-tubi menimpa negeri kita. Gempa, tsunami, gunung meletus. Semua pihak terpukul dan bersungguh-sungguh berupaya menyelesaikan musibah ini.
Namun ada sebuah musibah terbesar yang sedang menimpa nusantara, bahkan dunia yang sayangnya sangat jarang disadari. Ia adalah musibah yang menimpa agama kita.
Musibah yang menimpa agama maknanya berkurangnya agama, lenyapnya agama karena aqidah yang rusak, minimnya ketaatan, merebaknya kemaksiatan, misalnya akibat kepemimpinan orang kafir, fasik atau dzalim. Serta merebaknya kedzaliman terhadap ahli agama (ulama) dan pada orang-orang beriman.
Jika kita perhatikan kondisi Islam dan umat Islam hari ini, bisa kita temui bagaimana Islam sedikit demi sedikit lenyap karena adanya upaya dan makar kaum kafir.
Ini adalah sebuah peperangan antara hak dan bathil yang merupakan sunnatullah. Pada zaman modern saat ini, peperangan antara hak dan batil terejawantahkan dalam peperangan ideology.
Istilah ideologi bisa disepadankan dengan istilah mabda dalam bahasa Arab. Mabda (ideologi) pada dasarnya adalah keyakinan rasional (aqîdah aqliyyah) yang melahirkan aturan-aturan kehidupan.
Artinya, mabda (ideologi) pada hakikatnya adalah pemikiran mendasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam mengenai hakikat kehidupan, yang kemudian melahirkan sistem kehidupan.
Apabila kita telusuri seluruh dunia saat ini, maka bisa kita dapati hanya ada tiga ideologi. Yaitu Kapitalisme, Sosialisme yang seringkali disebut Komunisme, dan Islam.
Ideologi Komunisme mengingkari keberadaan tuhan, meyakini bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan terwujud akibat evolusi materi semata. Ideologi ini juga menolak jika sistem kehidupan diatur oleh agama. Bahkan mereka menyebut agama sebagai candu yang berbahaya. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi umat Islam, bagi Indonesia. Wajib bagi kita menolaknya.
Di Indonesia cukup viral kabar tentang munculya kembali ideologi komunisme. Hingga beberapa tahun terakhir, setiap tanggal 30 September digalakkan nonton bareng film G30SPKI. Sejarah pernah mencatat bagaimana kejahatan PKI terhadap Islam dan umat Islam terutama para ulama dahulu.
Sedangkan kapitalisme, ideologi inilah yang yang sedang dipaksakan tegak di Indonesia kini. Ideologi yang muncul di Eropa ini berdiri di atas asas pemikiran mendasar (aqidah) sekularisme. Yang mengakui keberadaan tuhan sebagai pencipta, namun menolak keberadaan tuhan sebagai pengatur kehidupan. Sehingga ia menolak jika sistem kehidupan diatur oleh agama atau tuhan.
Agama boleh ada di masjid dan surau, tapi dilarang memasuki pintu istana penguasa. Tak boleh dibawa ketika mensolusi persoalan negeri, diharamkan menjadi pijakan dalam menetapkan aturan dan kebijakan. Akal manusia yang lemah menjadi penentu segalanya, karena dalam ideologi ini suara rakyat disamakan dengan suara tuhan.
Walhasil, sistem hidup buatan manusia yang lemah akalnya dan besar hawa nafsunya menimbulkan berbagai kerusakan.
Sistem ekonomi ribawi yang digagas perlahan menyeret Indoonesia pada inflasi, meningginya kemiskinan, dan terjadinya krisis berulang.
Pengaturan sumber daya alam ala kapitalis menjadikan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, tak bisa dinikmati rakyat sendiri. Besarnya kekayaan alam kita, tak berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan rakyat.
Pun sistem social yang menganut liberalism (paham kebebasan), perlahan tapi pasti menghancurkan keluarga-keluarga muslim, merusak generasi dengan munculnya budaya pergaulan ala Barat yang serba bebas. Pacaran dan perselingkuhan menjadi hal yang lumrah, zina pun merajalela.
Meski masih mengakui keberadaan tuhan, permusuhan ideologi ini terhadap ideologi Islam tak jauh beda dengan ideologi komunis.
Ideologi Islam tak pernah se inchi pun diberi ruang untuk tegak. Bahkan jika ada individu atau kelompok yang menyerukan penegakannya, menyerukan aqidah Islam sebagai asas bernegara dan syariat Islam sebagai sistem kehidupan, akan dianggap makar. Ini karena kapitalisme dipaksakan di negeri ini sebagai jalan penjajahan ekonomi dan politik.
Sejatinya ideologi apapun selain Islam, sama berbahayanya. Sama-sama mengancam aqidah umat dan menafikan hukum Allah.
Padahal sebagai muslim kita meyakini bahwa Allah sang pencipta yang maha tahu lagi maha benar. Segala aturan yang ditetapkannya dalam Alquran dan As-Sunnah pasti akan menjadi jalan keselamatan semua manusia dan alam semesta. Bahkan menjadi kunci keselamatan manusia di yaumil akhir yang kekal nanti.
Sistem pemerintahan Islam yang berasakan aqidah Islam akan mewujudkan keadilan. Sedangkan dan sistem ekonomi Islam akan menghasilkan kesejahteraan yang berkah.
Sistem pergaulan Islam dan semua hukum-hukum Allah lainnya akan menjadikan wasilah turunnya cinta dan rahmat Allah. Kunci keselamatan, keberkahan dan kebahagiaan negeri ini.
Sebaliknya, berpaling dari ideologi Islam dan menerapkan ideologi selainnya akan menyebabkan murka Allah. Menjadi asas kehancuran, dan musibah terbesar bagi umat. Ya Rabb, jangan kau jadikan musibah kami pada agama kami. Wallahu a’lam bis shawab.
Musibah terbesar di dunia ini adalah musibah yang menimpa agama. Itulah mengapa Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sebuah doa,
وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا
“Ya Allah janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Al-Hakim)
Hari ini, bisa kita lihat bagaimana musibah bencana alam bertubi-tubi menimpa negeri kita. Gempa, tsunami, gunung meletus. Semua pihak terpukul dan bersungguh-sungguh berupaya menyelesaikan musibah ini.
Namun ada sebuah musibah terbesar yang sedang menimpa nusantara, bahkan dunia yang sayangnya sangat jarang disadari. Ia adalah musibah yang menimpa agama kita.
Musibah yang menimpa agama maknanya berkurangnya agama, lenyapnya agama karena aqidah yang rusak, minimnya ketaatan, merebaknya kemaksiatan, misalnya akibat kepemimpinan orang kafir, fasik atau dzalim. Serta merebaknya kedzaliman terhadap ahli agama (ulama) dan pada orang-orang beriman.
Jika kita perhatikan kondisi Islam dan umat Islam hari ini, bisa kita temui bagaimana Islam sedikit demi sedikit lenyap karena adanya upaya dan makar kaum kafir.
Ini adalah sebuah peperangan antara hak dan bathil yang merupakan sunnatullah. Pada zaman modern saat ini, peperangan antara hak dan batil terejawantahkan dalam peperangan ideology.
Istilah ideologi bisa disepadankan dengan istilah mabda dalam bahasa Arab. Mabda (ideologi) pada dasarnya adalah keyakinan rasional (aqîdah aqliyyah) yang melahirkan aturan-aturan kehidupan.
Artinya, mabda (ideologi) pada hakikatnya adalah pemikiran mendasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam mengenai hakikat kehidupan, yang kemudian melahirkan sistem kehidupan.
Apabila kita telusuri seluruh dunia saat ini, maka bisa kita dapati hanya ada tiga ideologi. Yaitu Kapitalisme, Sosialisme yang seringkali disebut Komunisme, dan Islam.
Ideologi Komunisme mengingkari keberadaan tuhan, meyakini bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan terwujud akibat evolusi materi semata. Ideologi ini juga menolak jika sistem kehidupan diatur oleh agama. Bahkan mereka menyebut agama sebagai candu yang berbahaya. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi umat Islam, bagi Indonesia. Wajib bagi kita menolaknya.
Di Indonesia cukup viral kabar tentang munculya kembali ideologi komunisme. Hingga beberapa tahun terakhir, setiap tanggal 30 September digalakkan nonton bareng film G30SPKI. Sejarah pernah mencatat bagaimana kejahatan PKI terhadap Islam dan umat Islam terutama para ulama dahulu.
Sedangkan kapitalisme, ideologi inilah yang yang sedang dipaksakan tegak di Indonesia kini. Ideologi yang muncul di Eropa ini berdiri di atas asas pemikiran mendasar (aqidah) sekularisme. Yang mengakui keberadaan tuhan sebagai pencipta, namun menolak keberadaan tuhan sebagai pengatur kehidupan. Sehingga ia menolak jika sistem kehidupan diatur oleh agama atau tuhan.
Agama boleh ada di masjid dan surau, tapi dilarang memasuki pintu istana penguasa. Tak boleh dibawa ketika mensolusi persoalan negeri, diharamkan menjadi pijakan dalam menetapkan aturan dan kebijakan. Akal manusia yang lemah menjadi penentu segalanya, karena dalam ideologi ini suara rakyat disamakan dengan suara tuhan.
Walhasil, sistem hidup buatan manusia yang lemah akalnya dan besar hawa nafsunya menimbulkan berbagai kerusakan.
Sistem ekonomi ribawi yang digagas perlahan menyeret Indoonesia pada inflasi, meningginya kemiskinan, dan terjadinya krisis berulang.
Pengaturan sumber daya alam ala kapitalis menjadikan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, tak bisa dinikmati rakyat sendiri. Besarnya kekayaan alam kita, tak berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan rakyat.
Pun sistem social yang menganut liberalism (paham kebebasan), perlahan tapi pasti menghancurkan keluarga-keluarga muslim, merusak generasi dengan munculnya budaya pergaulan ala Barat yang serba bebas. Pacaran dan perselingkuhan menjadi hal yang lumrah, zina pun merajalela.
Meski masih mengakui keberadaan tuhan, permusuhan ideologi ini terhadap ideologi Islam tak jauh beda dengan ideologi komunis.
Ideologi Islam tak pernah se inchi pun diberi ruang untuk tegak. Bahkan jika ada individu atau kelompok yang menyerukan penegakannya, menyerukan aqidah Islam sebagai asas bernegara dan syariat Islam sebagai sistem kehidupan, akan dianggap makar. Ini karena kapitalisme dipaksakan di negeri ini sebagai jalan penjajahan ekonomi dan politik.
Sejatinya ideologi apapun selain Islam, sama berbahayanya. Sama-sama mengancam aqidah umat dan menafikan hukum Allah.
Padahal sebagai muslim kita meyakini bahwa Allah sang pencipta yang maha tahu lagi maha benar. Segala aturan yang ditetapkannya dalam Alquran dan As-Sunnah pasti akan menjadi jalan keselamatan semua manusia dan alam semesta. Bahkan menjadi kunci keselamatan manusia di yaumil akhir yang kekal nanti.
Sistem pemerintahan Islam yang berasakan aqidah Islam akan mewujudkan keadilan. Sedangkan dan sistem ekonomi Islam akan menghasilkan kesejahteraan yang berkah.
Sistem pergaulan Islam dan semua hukum-hukum Allah lainnya akan menjadikan wasilah turunnya cinta dan rahmat Allah. Kunci keselamatan, keberkahan dan kebahagiaan negeri ini.
Sebaliknya, berpaling dari ideologi Islam dan menerapkan ideologi selainnya akan menyebabkan murka Allah. Menjadi asas kehancuran, dan musibah terbesar bagi umat. Ya Rabb, jangan kau jadikan musibah kami pada agama kami. Wallahu a’lam bis shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar